Tahun ini Keluarga Katolik Indonesia di Taiwan (KITA) merayakan Paskah dengan misa Malam Paskah. Berbeda dengan tahun sebelumnya, dimana Paskah dirayakan dengan misa di gereja-gereja setempat, secara khusus untuk tahun ini Romo Charles Suwendi, Pr sebagai moderator KITA meminta izin ke Keuskupan Taipei untuk mengadakan misa independen bagi umat Katolik Indonesia di Taiwan. Sebenarnya misa independen dalam komunitas kecil seperti ini tidak diizinkan, mengingat Paskah adalah hari raya dalam Gereja Katolik yang semestinya dirayakan dalam gereja paroki. Namun dengan kondisi di luar negeri yang seperti ini, izin khusus diberikan sehingga umat Katolik Indonesia di Taiwan bisa merayakan Misa Malam Paskah dalam komunitas.
Misa Malam Paskah KITA tahun ini diadakan di Zhong Yang Buliding (中央大樓), Zhong Shan North Rd. (中山北路), di gedung yang sama dengan tempat Misa Natal tahun lalu. Sebagai celebran adalah Romo Laurentius Prasetyo, CDD. Misa dimulai pukul 19.30 waktu Taipei, dengan Upacara Cahaya. Bagian tak terpisahkan dari Misa Malam Paskah ini melambangkan bahwa kita semua dilahirkan dari api baru, menggarisbawahi makna kebangkitan Yesus dari kematian. Sebuah perubahan haruslah benar-benar dimulai dengan ‘kematian’ pribadi lama kita, supaya kita juga bisa kembali hidup dengan optimisme untuk menjadi ‘manusia baru’. Misa dilanjutkan dengan perarakan lilin, liturgi pembukaan dengan exsultet (Pujian Paskah) indah yang dibawakan bersama oleh Angela Fransisca dan Romo Charles, dan liturgi sabda. Liturgi Sabda Malam Paskah aslinya terdiri dari tujuh bacaan dari Perjanjian Lama, satu bacaan Epistola, dan satu bacaan Injil, namun untuk Malam Paskah tahun ini bacaan dari Perjanjian Lama diambil tiga saja. Ketiga bacaan tersebut menceritakan Kisah Penciptaan, penyelamatan umat Israel dari Mesir, dan perjanjian Allah dengan Daud. Kita diingatkan kembali dengan keagungan kuasa Tuhan, bagaimana secara mengagumkan Tuhan menciptakan dunia, dan betapa Tuhan begitu mencintai umat-Nya sehingga Ia menyelamatkan umat Israel dari Mesir, dan bagaimana Tuhan sungguh adalah sumber iman dan pengharapan karena perjanjian-Nya. Rasul Paulus menulis dalam suratnya kepada umat di Roma, bahwa kita selayaknya mati dalam Kristus, dan karenanya juga bangkit bersama Kristus,
Perikop Kebangkitan Yesus dari Injil karangan Santo Markus secara final mengurai kisah Kebangkitan Kristus, bagaimana malaikat mengabarkan bahwa Yesus sudah bangkit, bahwa memang nyatalah apa yang dikabarkan dalam Kitab Suci, Anak Manusia bangkit kembali dari kematian.
Dalam homilinya, Romo Pras mengajak umat untuk merenungkan arti sebuah kesetiaan. Tema Paskah tahun 2009 adalah “Memberdayakan Kesejatian Hidup dalam Hubungan antar Umat Beriman”. Lalu apakah arti kesetiaan? Kesetiaan bersumber dari kasih, cinta. Ketika kita begitu mencintai seseorang, kita akan melakukan apa saja untuk dia, kita akan setia padanya. Bagaimana jika seseorang itu adalah Yesus? Kita mencintai Yesus, dan selayaknyalah kita mewujudkan kasih kita kepada Yesus melalui kesetiaan kita. Kesetiaan untuk juga secara sadar dan rela meninggalkan kehidupan lama yang penuh dosa, lahir kembali menjadi manusia baru yang sepenuhnya menerima Yesus dalam diri dan hidup kita sebagai penyelamat, sebagai teladan. Teladan untuk mengasihi sesama, seperti perkataan Yesus sendiri, “Adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima”[Kis 20:35], dan “Kasihilah seorang akan yang lain” [Yoh 15:17]. Kesejatian hidup terwujud dalam kesadaran kita pribadi untuk peduli dengan orang lain yang membutuhkan, mengesampingkan ego dan gengsi, untuk saling berbagi dan menguatkan. Untuk tidak mengulurkan tangan ketika menerima, dan mengatupkan tangan untuk mengembalikan [bdk. Sirakh 5:31].
Paskah adalah pembaharuan, maka sesudah homili dilanjutkan dengan Liturgi Baptis, dimana umat diajak untuk bersama-sama memperbarui Janji Baptis. Dengan pembaruan Janji Baptis ini kita diharapkan untuk lahir baru dari cara berpikir kita yang lama, cara kerja lama yang kurang baik, supaya kita mati terhadap dosa dan hidup kembali bersama Allah dalam Gereja.
Misa dilanjutkan dengan Liturgi Ekaristi, dan ditutup dengap dengan berkat meriah Paskah. Dalam sambutannya, Ketua KITA Yohanes mengucapkan terima kasih kepada kedua romo, Romo Charles dan Romo Pras, dan juga kepada semua anggota KITA yang hadir untuk bersama-sama merayakan Malam Paskah. Tak lupa juga pemberitahuan tentang blog KITA, yang diharapkan bisa menjadi sarana komunikasi dan informasi bagi umat Katolik di Taiwan pada khususnya dan semua umat Katolik di mana pun berada pada umumnya.
Setelah Misa Malam Paskah berakhir, acara dilanjutkan dengan gathering. Foto dan makan bersama tentunya tidak terlewatkan. Pizza dan tidak ketinggalan telur paskah yang dihias dengan menarik menemani umat Katolik Indonesia di Taiwan bergembira mengucapkan selamat paskah satu sama lain dan berbagi keceriaan merayakan Kebangkitan Kristus. Selamat Paskah, sampai jumpa di Misa Malam Paskah tahun depan!
Tuhan memberkati.
[Citraningrum melaporkan dari Taipei].
* photo by Jeffrey Nurhakim and Edwin Setiawan.