“Tetapi jawab perwira itu kepada-Nya: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” (Matius 8:8)”

Ada beberapa hal yang bisa kita renungkan dari bacaan Injil hari ini. Pertama, orang pada umumnya hanya mendoakan diri sendiri atau sesama yang dianggap dekat. Kebiasaan untuk memanjatkan doa bagi mereka yang bukan menjadi siapa-siapa sering kali terabaikan. Namun, kisah seorang perwira mendoakan bawahannya dapat “membuka mata” agar kita tidak lupa berdoa bagi banyak pihak. Lebih-lebih, doa seorang perwira bagi bawahan merupakan hal yang sangat langka pada masanya, ditambah dengan kemauannya datang langsung meminta bantuan Yesus tanpa diwakilkan sedikit pun. Maka dari itu, marilah kita lebih peka agar makin menjangkau sesama di dalam doa dan kehidupan sehari-hari.

Selain dapat belajar mengenai inisiatif perwira, kita juga dapat merenungkan bentuk pertolongan Tuhan sebagai poin yang kedua. Sebagaimana Ia hadir memberikan bantuan pada bawahan melalui kedatangan perwira yang mencari-Nya, kita pun harus yakin bahwa Yesus juga menghadirkan pertolongan melalui perantara sesama dan berbagai bentuk lainnya.

Hal ketiga yang dapat dijadikan pembelajaran ialah di tengah carut-marutnya dunia, kita harus tetap optimistis bahwa masih ada kehadiran orang baik seperti sang perwira. Walaupun kita sering disuguhkan berbagai perbuatan memuakkan dari orang yang memiliki jabatan, ada pula petinggi-petinggi yang memiliki keikhlasan layaknya seorang perwira. Marilah kita senantiasa menjadi salah satu sosoknya, baik dengan atau tanpa jabatan.   

Paling penting, kerendahan hati perwira yang merasa tidak pantas Yesus hadir ke rumahnya. Hanya dengan kata-kata-Nya, perwira percaya sudah lebih dari cukup. Ini mengingatkan kita akan doa sebelum komuni dan begitulah seharusnya keimanan pada Tuhan.

Dalam memasuki adven, sudahkah kita berinisiatif mendoakan dan menolong berbagai pihak? Sampai manakah kadar keimanan, kerendahan hati, dan kepasrahan kita pada Tuhan? 

DOA (†)  : Ya, Tuhan, kami tak layak bila Kau datang, tetapi Engkaulah yang melayakkan dengan kata-kata dan sabda-Mu. Amin.