Jika aku memandang salibMu Tuhan Yesus di dalam renunganku.
Aku bertanya dan bergumul dalam hati :
Seperti siapakah aku ini ?
Apakah aku seperti murid-muridMu ?
Yang tidak tau apa-apa, tidak berdoa dan berjaga-jaga bersama Engkau.
Sehingga sewaktu Engkau ditangkap mereka tidak bisa berbuat apa-apa untuk
membantuMu dan malah melarikan diri.
Apakah aku seperti Yudas Iskariot?
Yang menjual harga diriMu untuk suatu kebebasan yang dia harapkan.
MenghianatiMu dengan menciumMu namun akhirnya ia bunuh diri karena rasa
malu yang ia rasakan terhadapMu.
Apakah aku seperti rasul Petrus ?
Yang dengan gagah berani memotong telinga prajurit yang akan menangkapMu
tetapi akhirnya menyangkalMu tiga kali karena takut mengalami hukuman
seperti Engkau dan malu mengakui Engkau.
Apakah aku seperti Herodes?
Yang telah lama mengenal nama besarMu , namun sangat membenciMu karena
Engkau dianggap akan menggambil tahta kerajaannya.
Apakah aku seperti Pilatus ?
Yang sangat takut akan kehilangan kedudukannya serta kehormatannya karena
lebih takut kepada sang kaisar, padahal hatinya mengetahui bahwa Engkau
tidak bersalah. Dan akhirnya dengan terpaksa karena desakan orang banyak ia
menghukumMu.
Apakah aku seperti Para prajurit ?
Yang dengan kejam dan tanpa perasaan menghukumMu, mencambuki, meludahi,
memahkotai Mu, melucuti pakaianMu dan mengundinya sebagai barang undian.
Entah karena itu sebagai tugas karena mereka prajurit atau karena memang
mereka menaruh kebencian padaMu.
Apakah aku seperti orang – orang yang menyorakiMu untuk disalibkan?
Yang berteriak-teriak supaya Engkau disalibkan, yang menaruh tuduhan –
tuduhan dan fitnahan kepadaMu. Berusaha supaya Engkau dijatuhi hukuman.
Mereka yang dahulu menyambutMu dengan sukacita bisa berubah membenciMu,
meneriakiMu untuk disalibkan..
Apakah aku seperti Bunda Maria?
Yang dengan setia sampai akhir menemaniMu, mendukungMu dan mengikutiMu
walau kepedihan dan luka hati yang sangat dalam melihat sang Putra yang
dulu dikandungnya mengalami hal sedemikian tragis.
Apakah aku seperti Simon dari Kirene?
Yang mau membantuMu memikul salib karena suatu keterpaksaan, ketakutan,
atau rasa iba hati karena ia dipaksa oleh para prajurit itu untuk membantu
memikul salibMu.
Apakah aku seperti Veronica?
Yang berani masuk ke antara kerumunan orang banyak dan para prajurit untuk
mengusap wajahMu saja Tuhan yang penuh dengan darah dan keringat. Dan
akhirnya Kau anugerahi gambar wajahMu disaputangannya.
Apakah aku seperti wanita-wanita yang menangisi Engkau?
Yang menangis dan meratapi Engkau, mungkin diantara mereka ada yang
mengetahui hatiMu dan diriMu, yang tidak sepantasnya Engkau mendapat
hukuman seperti ini namun, sebagai kaum lemah mereka tidak bisa berbuat
apa-apa mereka hanya menangis dan meratap.
Apakah aku seperti Kepala prajurit yang berdiri disisiMu ketika Engkau
wafat?
Yang berdiri menatap keajaiban alam yang luar biasa seakan ikut berduka
atas kematianMu disalib. Dan akhirnya dia mengakui Mu “sungguh Engkau
memang Anak Allah.”
Atau seperti Engkau kah aku ini Tuhan?
Yang dengan rela dan penuh cinta kepada kami Engkau mengorbankan diriMu
untuk dipukuli, dihina, dicambuk, ditelanjangi, dihujam dengan tombak,
dimahkotai duri, dipaku dan wafat. Dan rela dan pasrah menerima semua
hinaan, celaan, semua yang dituduhkan tanpa dibela oleh siapapun hanya
Engkau sendiri saja Tuhan ……….Engkau saja sendirian disana……
namun Engkau tetap mengasihi, menghibur dan memaafkan
kami…….. ……… ……… ……… .
Apakah cinta itu memang benar-benar bisa menimbulkan kekuatan dalam diri
dan keajaiban, sehingga walaupun raga sudah lemah dan hancur tapi masih ada
kemampuan untuk menyelesaikan semuanya hingga selesai, seperti Dia yang
tersalib ???
With love,
Monika Chen