“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13)
Berapa banyak dari kita yang pernah memiliki ekspektasi terhadap orang lain dan berujung kecewa? Orang tua berekspektasi tinggi terhadap karir anak, anak mengharapkan kasih dari orang tua yang mungkin tidak pernah mendapatkan kasih dari orang tua mereka, suami istri saling mengharapkan untuk mendapat pengertian tanpa berusaha untuk mengerti kondisi pasangannya juga.
Setiap kita pasti ingin memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai. Namun terkadang yang menurut kita terbaik untuk mereka belum tentu adalah yang sungguh-sungguh terbaik untuk mereka. Karena cinta yang kita beri adalah cinta yang menuntut, cinta yang diselimuti ekspektasi. Padahal setiap manusia memiliki keinginan hati dan panggilan hidup masing-masing. Pada saat kita tidak berusaha memahami keinginan hati satu sama lain, disitulah terjadi perselisihan, mau menang sendiri dan miskomunikasi.
Dalam 1 Korintus 13:7 dikatakan bahwa “Ia (kasih) menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu”. Maka, percayalah bahwa Tuhan yang akan menjaga orang-orang yang kita kasihi. Lepaskanlah kendali terhadap mereka dan serahkanlah kendali tersebut kepada Tuhan. Bersabarlah dan berharap kepadaNya selalu, yang mengetahui apa yang kita dan orang yang kita kasihi butuhkan lebih dari diri kita sendiri.
Cinta itu tidak harus memiliki. Bagi saya itu betul, karena cinta yang sejati adalah cinta yang menginginkan orang lain untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, bukan yang kita harapkan. Sebagaimana kita semua juga ingin dipahami, diterima, dan dicintai dengan lepas bebas, maka lakukanlah itu juga terhadap orang lain, terkhusus orang yang kita kasihi.
DOA (†)
Bapa, ajarlah kami untuk mengasihi sesama kami dengan lepas bebas dan semoga kami selalu bisa menginginkan yang terbaik bagi orang lain, bukan atas dasar keinginan hati kami, namun atas dasar ketulusan hati kami.
Amin. (†)
Selamat Karena Iman Kepada Tuhan
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu? Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?” (Matius 21:23-25)
The Perfect Circle
“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:3)
Tenang Dalam Segala Situasi Karena Tuhanlah Sumber Pengharapan
"Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya." (Mazmur 131:3)
Lebih dari Harta
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Efesus 2:8)
Love Until it Hurts
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13)
Dokter yang Terbaik
“Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka“ (Lukas 4:40)
5 ROTI + 2 IKAN = ALL YOU CAN EAT
"Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." (Matius 14:16)