“… janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu …, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat.” (Luk. 14:12—13)
Bukanlah hal yang baru jika kita memandang suatu hubungan dengan orang lain dalam kacamata transaksional. Misalnya, setelah kita memberi sesuatu kepada orang lain, dalam hati yang terdalam terdapat keinginan untuk dibalas dalam bentuk pemberian di kemudian hari. Namun, jika pemberian dari kita tidak berbalas, apakah hati menjadi kesal dan kecewa? Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk memiliki hati yang senang berbagi tanpa pamrih, terutama kepada orang-orang yang sekiranya tidak mungkin membalas pemberian kita.
Bacaan hari ini mengingatkan kita pada kisah hidup Bunda Teresa yang membaktikan hidupnya untuk merawat orang-orang miskin, telantar, dan kelaparan. Bunda Teresa menjadi sosok yang sangat saya kagumi dan hormati dalam gereja Katolik karena cinta, usaha, dan pengorbanan yang dilakukannya telah melebihi manusia biasa. Manusia dan dunia selalu melihat untung dan rugi, tetapi beliau bertindak dengan cinta kasih dan usaha nyata untuk semua orang, bahkan kepada kaum yang paling tidak “dilihat” sedikit pun.
“Iya, Bunda Teresa ’kan suster. Hidupnya memang untuk Tuhan dan membantu orang, aku mana bisa? Tugas kuliah masih banyak, setiap hari harus belajar atau bekerja, untuk hidup sendiri saja sudah susah, ini lagi, harus bantu-bantu orang gak dikenal.”
Kita bisa mulai berbagi tanpa berharap imbalan, seperti memperhatikan teman dan menyediakan waktu bagi mereka yang kesepian, memberi makanan kepada tunawisma dan baju bagi orang yang telanjang. Terlihat sederhana, bukan? Tidak perlu minder karena hal-hal kecil tersebut bagaikan setetes air di lautan, yang jika semua orang lakukan tentu akan menciptakan lautan yang luas. Mulai aja dulu~
Apakah kita sudah memperhatikan orang-orang yang berkekurangan dan membutuhkan? Sudahkah kita memberi orang lain dengan tulus dan ikhlas?
DOA (†)
Tuhan, kami bersyukur akan kasih-Mu yang melimpah. Perkenankanlah dan mampukanlah kami untuk lebih berani berkorban dan memberi tanpa pamrih, khususnya kepada saudara-saudara yang berkekurangan. Amin
Selamat Karena Iman Kepada Tuhan
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu? Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?” (Matius 21:23-25)
The Perfect Circle
“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:3)
Tenang Dalam Segala Situasi Karena Tuhanlah Sumber Pengharapan
"Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya." (Mazmur 131:3)
Lebih dari Harta
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Efesus 2:8)
Love Until it Hurts
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13)
Dokter yang Terbaik
“Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka“ (Lukas 4:40)
5 ROTI + 2 IKAN = ALL YOU CAN EAT
"Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." (Matius 14:16)