“Dan kamu akan dibenci semua orang karena nama-Ku; tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” (Matius 10: 22)
Satu hari setelah perayaan Natal, gereja merayakan Pesta Santo Stefanus, Martir Pertama. Santo Stefanus merupakan salah satu diakon terpilih dari gereja perdana yang penuh iman dan Roh Kudus, sehingga mampu mengadakan mukjizat dan tanda bagi orang banyak. Namun ini menimbulkan kecemburuan orang-orang Libertini yang bersoal jawab dengan Stefanus namun mereka tidak sanggup melawan dia karena Roh Kudus yang mendorong dia berbicara. Mahkamah Agung dan orang Yahudi yang tertusuk hatinya, menyerbut dan menyeret Stefanus keluar kota, kemudian dilempari batu hingga tewas.
Mungkin banyak dari kita terheran mengapa kita baru saja bersukacita merayakan kelahiran penyelamat kita Yesus Kristus, kemudian keesokkan harinya kita harus berdukacita atas kematian seorang kudus yaitu Santo Stefanus. Hal ini dikarenakan Gereja ingin memberikan kita inspirasi bahwa mewartakan kedatangan penyelamat dan menjadi saksi Tuhan juga akan mengundang perdebatan, pertentangan dan pergorbanan. Perdebatan dan pertentangan bisa datang dari orang terdekat kita, seperti keluarga, teman dan sahabat, maupun orang luar. Namun perdebatan dan pertentangan bisa juga terjadi di dalam diri kita sendiri, misalnya ketika kita dihadapkan pada perdebatan moral seperti “apakah saya perlu menegur teman saya yang berbuat curang?”
Dalam bacaan injil Tuhan mengingatkan bahwa “kamu akan dibenci semua orang karena nama-Ku, tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.” Oleh karena itu, merayakan Natal adalah bagian dari pengalaman iman yang mengajak kita untuk menjadi saksi keselamatan Tuhan, tetapi disaat yang bersamaan Tuhan mengingatkan kita bahwa untuk menjadi Katolik sejati di jaman sekarang akan menghadapi berbagai kesulitan yang membutuhkan pergorbanan diri, atau kemartiran. Namun kita diundang untuk tetap semangat dan percaya bahwa kita mampu menjadi Katolik sejati karena Roh Tuhan selalu Bersama kita.
Di jaman modern ini, maukah kita untuk tetap menjadi Katolik sejati walaupun akan menghadapi pertentangan, perdebatan dan mungkin dibenci oleh orang disekitar kita?
DOA (†)
Allah Bapa, sumber keselamatan kami. Kami bersyukur karena Engkau menyelamatkan kami melalui kelahiran Putra-Mu terkasih ke dunia dan menggembirakan kami dengan kelahiran Santo Stefanus di surga. Semoga Roh Kudus Mu yang selalu bersemayam di dalam hati kami menguatkan kami dalam menghadapi tantangan kehidupan agar mampu menjadi Katolik sejati di jaman sekarang. Demi Tuhan dan pengantara kami. Amin. (†)
Selamat Karena Iman Kepada Tuhan
“Lalu Yesus masuk ke Bait Allah, dan ketika Ia mengajar di situ, datanglah imam-imam kepala serta tua-tua bangsa Yahudi kepada-Nya, dan bertanya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu? Jawab Yesus kepada mereka: "Aku juga akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu dan jikalau kamu memberi jawabnya kepada-Ku, Aku akan mengatakan juga kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu. Dari manakah baptisan Yohanes? Dari sorga atau dari manusia?” (Matius 21:23-25)
The Perfect Circle
“Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.” (Mazmur 1:3)
Tenang Dalam Segala Situasi Karena Tuhanlah Sumber Pengharapan
"Berharaplah kepada TUHAN, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya." (Mazmur 131:3)
Lebih dari Harta
“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah” (Efesus 2:8)
Love Until it Hurts
“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1 Korintus 13:13)
Dokter yang Terbaik
“Ia pun meletakkan tangan-Nya atas mereka masing-masing dan menyembuhkan mereka“ (Lukas 4:40)
5 ROTI + 2 IKAN = ALL YOU CAN EAT
"Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan." (Matius 14:16)