“Banyak orang sakit kusta, dan tak seorang pun dari mereka yang ditahirkan, selain daripada Naaman, orang Siria itu” – Luk 4:27
Hari ini kita belajar dari kisah Naaman, panglima tentara Raja Aram yang berpaling menuju Nabi Allah, Elisa, untuk disembuhkan dari penyakit kustanya. Dalam prosesnya, Naaman dibuat terkejut dengan permintaan Allah yang disampaikan melalui Nabi Elisa. Bagaimana tidak? Nabi Elisa hanya berkata agar Naaman pergi mandi tujuh kali di Sungai Yordan dan penyakit kustanya akan sembuh. Allah macam mana yang membuat mukjizat besar dengan cara yang sederhana? Bahkan, Sungai Yordan bukanlah sebuah sungai besar seperti sungai-sungai di Damaskus. Apakah mungkin, hal luar biasa bisa terjadi di sana? Namun, Naaman pada akhirnya tetap menenggelamkan dirinya di Sungai Yordan dan dia pun menjadi sembuh. Demikian adanya karya Tuhan dalam hidup kita. Justru dalam kesederhanaan (baca: keanehan), Ia selalu memberi kita kasih-Nya yang menyelamatkan, menyembuhkan, dan menguatkan. Satu hal yang Dia minta: taat dan percaya kepada-Nya. Kisah Naaman juga ditegaskan kembali oleh Yesus dalam bacaan Injil, bahwa keselamatan Allah bersifat universal dan inklusif. Yesus seperti Elia dan Elisa, diutus bukan kepada orang Yahudi saja, tetapi untuk semua orang termasuk kita. Namun, sering kali kita yang notabene menganggap diri sebagai orang beriman, justru tidak percaya, bahkan menolak kehadiran-Nya di berbagai pengalaman hidup kita. Apakah kita sudah membuka hati untuk mendengarkan, taat, dan percaya pada firman-Nya? Sudahkah kita bersyukur akan setiap berkat dari Tuhan, seperti Naaman yang kembali dan bersyukur lewat persembahannya?

Doa (†) Tuhan, kami bersyukur akan kasih-Mu yang melimpah. Tambahkanlah iman dan kepercayaan kami kepada-Mu, serta pimpinlah kami untuk selalu mendengarkan firman-Mu.